ROH DAN PERGERAKAN
*Catatan Kinerja Setahun Ketua Umum IGI MRR
Hari ini adalah setahun kinerja seorang guru yang berlatar belakang aktivis HMI sebagai Ketua Umum Ikatan Guru Indonesia. Saya melihat sepak terjang Muhammad Ramli Rahim (MRR) selama 12 bulan ini cukup hanya satu kata: dahsyat…!!!
Kehebatan MRR terletak pada upayanya
menjadikan IGI sebagai dunia pergerakan. Bagi kaum pergerakan, tak ada
yang tak mungkin karena setiap kemungkinan adalah proses berkeringat dan
berpikir. Pergerakan hanya mengenal kata perubahan. Setiap kita akan
berubah, setiap situasi pasti berubah, dan setiap perubahan adalah
keabadian.
MRR menemukan pergerakan tidak hanya dalam dirinya tapi juga dalam genderang seorang Mampuono Rasyidin yang ditahbiskan menjadi duetnya, sebagai sekjen, dalam berkeringat dan berpikir.
Maka lihatlah apa yang terjadi selama
setahun ini. Kita melihat IGI seperti sedang merayakan selebrasi
kemenangan. Di setiap daerah terjadi pelantikan pengurus baru. Guru-guru
yang selama ini diam, perlahan namun pasti mulai bicara, bersuara dan
bergerak. Mereka bahkan tak segan berontak melawan hegemoni yang
mengungkungnya.
Mana mungkin guru mengajarkan kemerdekaan
bagi anak didiknya jika mereka sendiri tak merdeka dalam berkata-kata
dan berpikir. Bahkan sekadar bermimpi pun dilarang. Perhelatan HUT RI
yang setiap tahun dilakukan dalam upacara resmi di sekolah-sekolah
nyaris tak mengubah kemerdekaan dalam diri guru-guru.
IGI hadir membawa perubahan itu. Perubahan dari yang diam menjadi bicara, dari bicara menjadi bersuara, dari bersuara menjadi bertindak, dari bertindak menjadi bergerak dari bergerak menjadi berontak, dan dari berontak menjadi merdeka. IGI membawa kemerdekaan pada setiap jantung yang selama ini berdetak dan nadi yang berdenyut. Dan roh perubahan itu adalah Sharing And Growing Together. Berbagi dan tumbuh bersama.
Di bawah MRR dan Mampuono, IGI
mengibarkan bendera berbagi dan menanamkan tumbuh bersama. Bendera
inilah yang terus dikibarkan angin ke seluruh penjuru negeri. Guru-guru
menyambutnya dengan penuh antusias. Kabinet IGI, Gusti, Rose, Dahli, dan
banyak lagi lainnya bergantian menanam dan menumbuhkan semua tanaman di
taman bunga yang indah.
IGI tak bisa memberikan apa-apa kepada
para guru di seluruh Indonesia. Tapi Ketua IGI MRR yakin lima tahun ini
akan banyak guru yang berubah, terutama kompetensinya. Jutaan dana
sertifikasi guru tak lagi hanya dibelikan panci dan daster atau kredit
motor dan mobil. Dana sertifikasi kini didorong menjadi instrumen
peningkatan kompetensi dengan belanja pelatihan buku-buku, dan berbagai
jurnal.
MRR mati-matian ingin mengubah kebekuan
yang selama ini menjadi hambatan perubahan: peningkatan mutu guru
dilakukan secara konvensional dan tradisional. Dunia sudah berubah tapi
cara membina dan meningkatkan mutu guru masih dilakukan dengan cara
lama. Ia ingin revolusi digital yang mengubah wajah dunia hadir dan
menjadi bagian penting perubahan peningkatan kompetensi guru.
Indonesia yang sedemikian luas tak bisa hanya disentuh oleh guru-guru hebat dan mentor-mentor dahsyat dari Jakarta dan kota-kota besar di Jawa untuk menyebarkan ilmunya di daerah. MRR ingin menghadirkan konten yang bergerak dan mendidik seluruh guru di penjuru negeri tanpa harus menunggu workshop dan seminar dari pusat. Itu artinya diperlukan kesadaran dan motivasi maha tinggi dari dalam diri guru itu sendiri untuk belajar dan membekali dirinya dengan keterampilan digital.
Selanjutnya dunia akan terbuka, Sharing
And Growing Together akan menemukan habitatnya. Semua guru berbagi
konten, berbagi pengetahuan, berbagi ilmu, berbagai sumber daya dan
berbagi potensi untuk tumbuh bersama.
Sejatinya MRR ingin mengajarkan pada kita
bahwa Indonesia bukan negeri secuil Singapura, tapi negeri sebesar
gabungan seluruh negara Eropa dan seluas benua Amerika. Tak mungkin para
mentor itu bisa berkeliling Indonesia bertemu satu per satu guru di
ujung-ujung negeri ini. Tak mungkin meningkatkan pendidikan dan
menyiapkan generasi bangsa ini sendirian. Beraama IGI, guru-guru yang
sadar dan penuh motivasi berbagi dan tumbuh bersama akan menciptakan
revolusi putih: mengganyang kebodohan dan mencerdaskan kehidupan
bangsa…!!!
Terima kasih Daeng Ramli…Jangan pernah
menyesal berkeringat untuk guru di Indonesia tapi menyesallah jika
berkeringat hanya untuk menggembungkan perut dan menghitamkan rambut.
Semoga kita semua diberi kekuatan melakukan perubahan untuk berbagi dan
tumbuh bersama.
Terima kasih untuk Mas Mampuono dan
sekruuh kabinet IGI yang tak bisa disebutkan satu per satu. Terima kasih
juga untuk para pembina dan pendiri IGI yang senantiasa menyemangati
dan mengawal pergerakan ini, HS Ahmad Rizali, almukarom Satria Dharma,
Gus Mohammad Ihsan, Cak Sururi, Pak Infra Jati dan Pak GHP.
Salam pergerakan…!!! (Habe Arifin)
Tidak ada komentar